Perkembangan teknologi
(sumber : Nurul Ramadani - Mudazine)
Sebagai anak muda yang selalu mengikuti perkembangan zaman, pasti kalian berteman baik kan sama yang namanya sosial media? Update Twitter dan Facebook setiap hari atau post foto di Instagram sudah dijadikan suatu kebiasaan. Nah tahukah kalian kalau sosial media itu sekarang bisa digunakan menjadi suatu lahan bisinis yang menguntungkan? Yes, namanya Buzzer. Buat kalian yang merupakan pengguna aktif sosial media, pasti sudah tidak asing lagi kan sama yang namanya Buzzer? Yuk kita pelajari sedikit tentang Buzzer yuk!
Buzzer dalam artian sederhana adalah seseorang yang mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Nah, karena mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain,Buzzer ini digunakan untuk menginfokan, mempromosikan, atau mengiklankan suatu produk atau jasa kepada orang-orang. Pasti kalian yang mem-followorang terkenal seperti artis atau selebtwit (orang yang terkenal dari tweet-tweetnya) di Twitter pernah beberapa kali membaca tweet dari mereka yang sedang mempromosikan suatu produk kan? Nah itulah yang disebut Buzzer.
Buzzer belakangan ini sangat marak kehadirannya di sosial media. Imam Darto dan Dimas Danang, duo presenter dan penyiar radio kocak ini juga menjadi Buzzer di sosial media, yaitu Twitter. Imam Darto yang sudah memiliki 263.000-an followers di Twitter mengatakan bahwa Buzzermemang sedang trend seiring dengan munculnya sosial media sebagai suatu media baru. Trend beriklan melaluiBuzzer juga dinilai efektif karena menggunakan pilihan media yang paling murah, yaitu sosial media. Selain murah, beriklan di sosial media juga dapat mecakup semua kalangan karena di zaman sekarang, semua orang dari tiap kalangan merupakan pengguna aktif sosial media.
“Buzzer itu efektif soalnya kan targetnya langsung. Sebelum klien nge-hire gue, klien tersebut pasti harus liat dulu, sesuai engga karakteristik followers gue dengan target sasaran produk mereka. Kalau cocok, baru deh gue di-hire,” ujar Danang saat ditanya mengapa Buzzer dinilai efektif untuk tempat berpromosi. “Kalo Buzzer di Twitter, yang penting itu ada Domino effect-nya. Setelah gue nge-tweet tentang suatu iklan, followers gue ada yang retweet, terus retweet itu di-retweet lagi dan begitu seterusnya,” ujar Darto.
Tidak hanya produk yang bisa menggunakan Buzzer untuk ajang promosi. Sebuah kegiatan sosial juga bisa mempromosikan kegiatannya melalui Buzzer. Seperti Danang dan Darto yang merupakan Buzzer dari suatu kegiatan sosial yang bernama @Kukangku yang mengkampanyekan usaha dalam melestarikan hewan kukang. “Gue mau mempromosikan Kukangku karena pas diajak, gue liat tujuan kegiatannya baik, kenapa engga?” ujar Danang yang memiliki 266.000-an followers di Twitter dan sudah menjadi Buzzer banyak brand besar seperti Samsung, Futami, dan lain-lain.
Tidak hanya itu. Karena maraknya trend Buzzer ini, banyak lho partai yang menggunakan Buzzer sebagai tempat berkampanye agar mau mencoblos partainya pada Pemilu bulan April lalu. Ini membuktikan bahwa pengaruh Buzzerdi masyarakat memang cukup kuat.
Walaupun terlihat mudah, pekerjaan Buzzer bisa jadi cukup sulit lho. “Jadi Buzzer itu harus bisa menempatkan diri. Karena sebagai Buzzer, kita punya 2 klien: yang pertama itu followers Twitter lo yang engga mau liat iklan terus-terusan di timeline dan yang kedua adalah klien yang membayar Buzzer lo. Makanya harus pinter mensiasatinya. Misalnya bahasa saat mempromosikannya agak disamarkan supaya tidak terdengar terlalu seperti iklan tapi tetap menjual produknya di mata klien yang bayar lo. Tapi itu sih kalo gue ya, Buzzer yang lain bisa beda,” ujar Darto.
Namun dibalik itu, banyak keuntungan yang bisa didapat oleh seorang Buzzer. Keuntungan materi yang didapat seorang Buzzer cukup besar lho untuk pekerjaan yang hanya modal jempol. Satu tweet bisa dihargai ratusan tibu rupiah bahkan jutaan! Keren kan? Selain itu, seorangBuzzer akan terangkat image dirinya seiring dengan brand-brand besar yang menggunakan dirinya sebagai Buzzer. “Maksudnya ketika klien gue adalah brand besar seperti misalnya Samsung, Telkomsel, dan Nike, image gue lebih keangkat dan nilai daya jual gue kan juga lebih oke dibandingkan gue jadi Buzzer produk lain,” ujar Darto yang sudah menjadi Buzzer untuk banyak brand besar seperti Samsung, Telkomsel, Nike, Nescafe, Ben Sherman, dan lain-lain.
Seru ya jadi Buzzer? Lalu apa ya kriteria supaya bisa jadiBuzzer? Selain punya followers banyak, ternyata posting-an kita di sosial media juga berpengaruh lho. Tata cara kita dalam berbicara di sosial media sangat besar pengaruhnya. Jadi kalau misalnya followers banyak tapi isiposting-an kita buruk seperti suka bebicara kasar, suka menyindir atau suka tweet war (bertengkar dengan saling balas-membalas tweet) akan percuma. Brand mana yang mau diiklankan oleh seseorang yang isi postingan sosial medianya buruk? Pasti tidak ada karena akan membawa imbas buruk ke brand image produk tersebut.
Nah makanya teman-teman, mulai yuk dari sekarang kita buat citra diri yang baik di sosial media. Gunakan sosial media dengan bijaksana dan belajar untuk menyaring konten apa saja yang pantas buat kamu post. Jangan gunakan sosial media sebagai tempat kamu marah-marah, berbicara tidak pantas, menyindir orang, atau apapun yang membuat citra kamu jelek di mata orang-orang. Gak ada ruginya lho punya nama baik di sosial media. Malah banyak banget keuntungan yang kita dapat dengan membuat citra baik di sosial media. Siapa tahu, ada brand yang terkesan sama konten-konten sosial media kamu dan tertarik menjadikan kamu Buzzer. Siapa tahu kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar